Pages

Friday, 20 March 2015

Peran dan cabang ilmu biologi

Biologi merupakan suatu istilah yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu. Jadi, Biologi adalah ilmu tentang kehidupan.  Sesuai dengan sifat ilmu sains lainnya, Biologi memiliki ciri tentatif. Artinya, Biologi akan terus berubah sesuai dengan perkembangan waktu. Salah satu contohnya adalah dalam penemuan virus mosaik. Awalnya para ilmuwan Biologi menyimpulkan bahwa penyebab penyakit mosaik pada daun tembakau adalah bakteri yang berukuran sangat kecil. Akan tetapi, seiring kemajuan teknologi dan perkembangan waktu, ternyata penyebab dari penyakit mosaik pada daun tembakau tersebut adalah virus.
Sebagian orang berpendapat bahwa biologi adalah ilmu yang ambivalen, yaitu ilmu yang mencakup dua aspek dari suatu kehidupan yang sulit untuk ditelaah, yaitu aspek materi dan non materi. Yang pertama dapat kita amati dengan indera kita, dengan atau tanpa menggunakan instrumen-instrumen hasil teknologi. Kemajuan teknologi membawa kemajuan dalam studi biologi, akan tetapi sebaliknya pun dapat terjadi, kemajuan dalam bidang biologi menyebabkan kemajuan teknologi. Masalah-masalah yang dihadapi atau ditemukan dalam bidang biologi acap kali memacu untuk tidak saja menciptakan alat-alat baru untuk menunjang penelitian dalam biologi sendiri, akan tetapi juga untuk mendorong orang untuk memperbaiki teknologi misalnya pengolahan tanah, teknologi penyediaan makanan, teknologi pemberantasan hama dan penyakit, teknologi kedokteran umum dengan segala peralatannya yang modern dan sebagainya.
Biologi memilki ciri-ciri yaitu (1) memliki objek kajian berupa benda-benda konktret, yaitu makhluk hidup (2) ilmu tersebut dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris, yaitu pengalaman yang dilakukan setiap orang (3) menggunakan cara berpikir logis, yaitu cara berpikir yang menggunakan lagika, teratur dan disiplin (4) ilmu terssebut dikaji dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis (5) hasil kerjanya bersifat objektif, artinya selalu memihka kebenaran ilmiah
Pemahaman biologi dapat membantu kita untuk (1) memahami diri dan kehidupan di sekitar kita (2) meningkatkan kualitas hidup, seperti menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, mencegah penyakit serta mengembangkan cara baru untuk memanfaatkan organisme lain (3) meningkatkan pengaruh pisitif terhadap lingkungan, seperti melestarikan habitat alami dan spesies langka, serta mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan.
Biologi sebagai salah satu cabang ilmu sains ikut berperan dalam memecahkan permasalahan yang terus berkembang saat ini, Biologi terspesialisasi menjadi cabang-cabang yang lebih lengkap. Cabang-cabang ini memiliki kajian yang khusus disesuaikan dengan permasalahan yang dibahas. Cabang-cabang Biologi tersebut, di antaranya sebagai berikut:
1.Mikrobiologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang organisme berukuran renik (mikroskopik)
2. Botani yaitu ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
3. Zoologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang hewan
4. Sitologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang sel
5. Fisiologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang proses serta fungsi organ tubuh
6. Evolusi yaitu ilmu yang mengkaji mengenai asal-usul kehidupan dan perubahan suatu organisme dari waktu ke waktu
7. Morfologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang struktur atau bentuk luar suatu organisme
8. Ornitologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang burung
9. Virologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang virus
10. Bakteriologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang bakteri.
Biologi telah memberikan kontribusi yang nyata bagi kehidupan manusia. Berbagai penemuan dalam bidang biologi telah berperan dalam penyejahteraan manusia. Diantaranya adalah :  
1.    Dalam bidang pertanian, kini telah banyak ditemukan bibit unggul seperti padi yang dapat dipanen beberapa kali dalam setahun. Bibit unggul ini ditemukan melalui metode kawin silang ataupun beberapa teknik yang didasari oleh Biologi.
2.    Dalam bidang kesehatan, telah banyak ditemukan berbagai jenis antibiotik. Seorang ilmuwan bernama Sir Alexander Fleming berhasil menemukan antibiotik pertama, yaitu penisilin. Antibiotik ini mampu mencegah infeksi yang terjadi pada luka. Mikrobiologi kedokteran telah berhasil mengidentifikasi beberapa jenis mikroba yang menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan. Dengan demikian, antibiotik untuk mikroba-mikroba tersebut dapat dibuat. Contoh lain yaitu penemuan teknik transplantasi (pencangkokan) organ. Hal ini membantu para penderita penyakit yang mengalami kerusakan pada salah satu organ tubuhnya kini telah mendapatkan jalan keluarnya. Transplantasi organ yang sudah berhasil dilakukan oleh para dokter adalah pencangkokan ginjal, jantung, sumsum tulang belakang maupun hati.
3.    Dalam bidang peternakan, telah banyak ditemukan hewan ternak bibit unggul. Berbagai cara untuk meningkatkan kualitas hewan ternak juga sudah banyak ditemukan, seperti peningkatan kualitas pakan ternak.
4.    Dalam bidang lingkungan, telah banyak usaha yang didasari Biologi untuk memecahkan permasalahan. Contohnya, masalah sampah, pencemaran, kerusakan lahan, atau kebakaran hutan.
5.    Dalam  bidang industri, (1) ditemukannya kandungan gula yang cukup tinggi pada batang tebu, menyebabkan berkembangnya pabrik pengolahan tebu menjadi gula. (2) diketahuinya bahwa serabut biji kapas dan bulu domba dapat diolah menjadi benang, dan kepompong ulat sutera dapat diolah menjadi benang sutera, maka berkembanglah industri tekstil/kain, kain wol dan kain sutera. (3) dengan berkembangnya mikrobiologi, telah diketahui berbagai struktur dan sifat-sifat dari berbagai jenis mikroba/jasad renik, baik yang menguntungkan maupun yang bersifat patogen (menyebabkan penyakit), maka berkembanglah industri obat-obatan, makanan/minuman yang berkhasiat obat. Contoh dalam industri makanan adalah diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka berkembanglah industri pembuatan yoghurt. Contoh lain dari pemanfaatan mikrobiologi dalam bidang industri makanan adalah pada industri kecap, tempe, oncom, keju, roti dan nata de coco.


Wednesday, 11 March 2015

Sifat Koligatif Larutan

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Larutan adalah zat homogen yang merupakan campuran dari dua komponen atau lebih, yang dapat berupa gas, cairan atau padatan. Salah satu zat berfungsi sebagai pelarut (solvent) dan yang lain sebagai zat terlarut (solute). Adanya perbedaan jumlah partikel zat terlarut dalam suatu pelarut akan menyebabkan perbedaan sifat suatu larutan. Titik didih 1 mol gula sama dengan titik didih 1 mol urea. Di dalam pelarut air gula dan urea terpecah menjadi molekul-molekul yang jumlah partikelnya sama dalam wujud padat. Sedangkan titik didih 1 mol garam dapur lebih tinggi dibanding titik didih 1 mol gula. Jumlah partikel 1 mol gula berbeda dengan jumlah partikel garam dapur dalam pelarut air. Garam dapur dalam pelarut air akan terurai menjadi ion-ion (ion Na+ dan ion Cl), sehingga jumlah partikel garam dapur lebih dari 1 mol.
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tergantung pada jumlah partikel atau konsentrasi zat terlarut di dalam larutan tetapi tidak tergantung pada jenis zat terlarutnya. Sebagai contoh, ketika kita memasak air, apa yang terjadi jika pada air tersebut mendidih kita tambahkan gula? Air yang semula mendidih akan berhenti beberapa saat ketika kita tambahkan gula, kemudian akan mendidih kembali. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kenaikan titik didih. Titik didih air murni lebih rendah dari pada titik didih larutan gula. Kenaikan titik didih ini bergantung jumlah zat terlarut yang ditambahkan pada pelarut, dalam contoh ini bergantung jumlah gula yang ditambahkan pada air. Sifat inilah disebut sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan yang lain adalah penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan tekanan osmotik. Jadi sifat koligatif larutan tergantung pada konsentrasi zat terlarut dan tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut.
Terdapat empat sifat fisika yang penting yang besarnya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal dengan sifat koligatif larutan. Sifat ini besarnya berbanding lurus dengan jumlah partikel zat terlarut. Sifat koligatif tersebut adalah tekanan uap (ΔP), titik didih (ΔTb), titik beku (ΔTf) dan tekanan osmosis (π). Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika sangat encer.

a.    Tekanan Uap Larutan
            Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Pada larutan ideal, menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan melakukan tekanan yang sama dengan fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut murni. Rumus tekanan uap larutan adalah sebagai berikut :  
PA        = XA.P0A
PA        = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan
XA       = fraksi mol komponen A
P0A     = tekanan uap zat murni  
            Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga PA dapat dianggap sebagai tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.

b.    Titik Didih Larutan
Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya menguap. Jika zat terlarutnya lebih mudah menguap daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih rendah), maka titik didih larutan menjadi lebih rendah dari titik didih pelarutnya, atau dikatakan titik didih larutan turun. Contohnya larutan etil alkohol dalam air titik didihnya lebih rendah dari 100 °C tetapi lebih tinggi dari 78,3 °C (titik didih etil alkohol 78,3 °C dan titik didih air 100 °C). Jika zat terlarutnya tidak mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile) dari pada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih tinggi), maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik didih pelarutnya, atau dikatakan titik didih larutan naik. Pada contoh larutan etil alkohol dalam air tersebut, jika dianggap pelarutnya adalah etil alkohol, maka titik didih larutan juga naik. Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya tekanan uap larutan. Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih larutan dari titik didih pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan. Rumus titik didih larutan adalah sebagai berikut :
∆tb      = kb . m
∆tb      = kenaikan titik didih larutan
kb        = kenaikan titik didih molal pelarut
m         = konsentrasi larutan dalam molal

c.    Titik Beku Larutan
Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan menjadi lebih rendah dari titik beku pelarut murninya. Hukum sifat koligatif untuk penurunan titik beku larutan berlaku pada larutan dengan zat terlarut atsiri (volatile) maupun tak-atsiri (nonvolatile). Berdasar hukum tersebut, penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan. Rumus titik beku larutan adalah sebagai berikut :
∆tf       = kf . m
∆tf       = penurunan titik beku larutan
kf        = penurunan titik beku molal pelarut
m         = konsentrasi larutan dalam molal

d.   Tekanan Osmose Larutan
Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran semipermeabel dan masuk ke dalam larutan disebut osmose. Tekanan osmose larutan adalah tekanan yang harus diberikan pada larutan untuk mencegah terjadinya osmose (pada tekanan 1 atm) ke dalam larutan tersebut. Hampir mirip dengan tekanan pada gas ideal, pada larutan ideal, besarnya tekanan osmose berbanding lurus dengan konsentrasi zat terlarut. Rumus tekanan osmose larutan adalah sebagai berikut :

π          = tekanan osmose (atm)
n          = jumlah mol zat terlarut (mol)
R         = tetapan gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K
T         = suhu larutan (K)
V         = volume larutan (L)
M        = molaritas (M = mol/L)
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmose, maka pelarut murni akan keluar dari larutan melewati membran semipermeabel. Peristiwa ini disebut osmose balik (reverse osmosis), misalnya pada proses pengolahan untuk memperoleh air tawar dari air laut.





Monday, 9 March 2015

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SISTEM PENCERNAAN MANUSIA
Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Fungsi sistem pencernaan adalah mencerna dan menyerap makanan sehingga diperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkan bagi tubuh. Rongga-rongga yang terlibat  dalam proses pencernaan adalah mulut, farings, esofagus, lambung/gastrik, usus halus, usus besar dan didukug oleh organ pelengkap yang terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah, empedu, hati dan pankreas.
Aktivitas dalam saluran pencernaan terdiri atas (1) ingesti, yaitu pengambilan makanan masuk ke saluran cerna (2) propulsi, yaitu menelan dan peristaltis (gerakan kontraksi dan relaksasi otot-otot pada dinding organ) (3) digesti mekanik, yaitu mengunyah, mencampur dan mengaduk makanan (4) digesti kimia, yaitu penguraian makanan atau katabolik (5) absorpsi, yaitu gerakan nutrien dari sal cerna ke darah atau limpa dan (6) defekasi , yaitu eliminasi buangan padat yang tidak dapat dicerna.
Organ-organ pencernaan adalah sebagai berikut :
1.    Rongga Mulut
Rongga mulut (pipi) dibatasi oleh epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Atap mulut tersusun atas palatum keras (durum) dan lunak (molle), keduanya diliputi oleh epitel gepeng berlapis. Uvula palatina merupakan tonjolan konis yang menuju ke bawah dari batas tengah palatum lunak.
2.    Lidah
Lidah merupakan suatu massa otot lurik yang diliputi oleh membran mukosa. Serabut-serabut otot satu sama lain saling bersilangan dalam 3 bidang, berkelompok dalam berkas-berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung. Pada permukaan bawah lidah membran mukosanya halus, sedangkan permukaan dorsalnya ireguler, diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan papilae. Papilae lidah merupakan tonjolan-tonjolan epitel mulut dan lamina propria yang diduga bentuk dan fungsinya berbeda. Terdapat 4 jenis papillae yaitu papilae filiformis, papilae fungiformis, papilae foliatae dan papilae circumfalatae.
3.    Pharynx
Pharynx merupakan peralihan ruang antara rongga mulut dan sistem pernapasan dan pencernaan. Ia membentuk hubungan antara daerah hidung dan larynx. Pharynx dibatasi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah-daerah bagian pernapasan yang tidak mengalami abrasi. Pada daerah-daerah yang terakhir ini, epitelnya toraks bertingkat bersilia dan bersel goblet.
4.    Oesofagus
Bagian saluran pencernaan ini merupakan tabung otot yang berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Oesofagus diselaputi oleh epitel berlapis gepeng tanpa tanduk. Pada lapisan submukosa terdapat kelompokan kelenjar-kelenjar oesofagea yang mensekresikan mukus. Pada bagian ujung distal oesofagus lapisan otot hanya terdiri dari sel-sel otot polos, pada bagian tengah lapisan otot terdiri dari campuran sel-sel otot lurik dan polos dan pada ujung proksimal  hanya terdiri dari  sel-sel otot lurik.
5.    Lambung
Lambung merupakan segmen saluran pencernaan yang melebar, fungsi utamanya adalah menampung makanan yang masuk, mengubahnya menjadi bubur yang liat yang dinamakan kimus (chyme). Permukaan lambung ditandai oleh adanya peninggian atau lipatan yang dinamakan rugae. Lambung secara struktur histologis dapat dibedakan menjadi: kardia, korpus, fundus dan pylorus.
6.    Usus Halus
Usus halus relatif panjang kira-kira 6 m dan hal ini memungkinkan kontak yang lama antara makanan dan enzim-enzim pencernaan serta antara hasil-hasil pencernaan dan sel-sel absorptif epitel pembatas. Usus halus terdiri atas 3 segmen yaitu duodenum, jejunum dan ileum.
7.    Usus besar
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa lipatan kecuali pada bagian distalnya (rektum) dan tidak terdapat vili usus. Epitel yang membatasi adalah toraks dan mempunyai daerah kutikula tipis. Fungsi utama usus besar adalah untuk absorpsi air, pembentukan massa feses, pemberian mukus dan pelumasan permukaan mukosa.

Gangguan pada Sistem Pencernaan Manusia
Sistem pencernaan pada manusia dapat mengalami gangguan. Adapun gangguan sistem pencernaan manusia disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab gangguan pada sistem pencernaan manusia misalnya mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, pola makan yang tidak teratur.
Gangguan sistem pencernaan manusia :
1.    Sakit gigi
Sakit gigi disebabkan karena gigi berlubang. Sakit gigi berpengaruh terhadap kerja ginjal dan jantung. Gigi berlubang disebabkan karena banyaknya bakteri pada gigi akibat kurangnya kesadaran sikat gigi secara teratur.
2.    Sariawan
Sariawan merupakan gangguan pencernaan dimana mulut, gusi maupun lidah terluka dan terasa perih saat makan. Sariawan terjadi karena panas dalam pada rongga mulut dan rongga lidah. Sariawan disebabkan kekurangan vitamin C.
3.    Diare
Diare merupakan gangguan pencernaan dimana perut terasa mulas dan feses  encer. Diare terjadi karena selaput dinding usus besar mengalami iritasi. Adapun penyebab diare adalah gerakan peristaltik usus tidak terkendali dan tidak terjadi penyerapan air di dalam usus besar akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung kuman. Apabila feses penderita bercampur dengan darah atau nanah, gejala tersebut menunjukkan penderita mengalami disentri yang disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar penderita.
4.    Konstipasi (sembelit)
Sembelit merupakan gangguan pencernaan dimana penderita mengeluarkan feses yang keras. Sembelit terjadi karena penyerapan air oleh usus besar terlalu banyak. Hal ini disebabkan kurangnya mengkonsumsi makanan berserat seperti buah dan sayuran serta kebiasaan buruk seseorang yang selalu menunda buang air besar,
5.    Maag
Maag merupakan gangguan pencernaan dimana penderita merasa perih pada dinding lambung diserati rasa mual dan perut kembung. Penyebab penyakit maag pada manusia yaitu bakteri Helicobakter pylori yang menyebabkan kadar asam lambung terlalu tinggi. Maag disebabkan karena pola makan yang tidak teratur, pikiran yang terlalu tegang ataupun stress.
6.    Gastritis
Gastriris disebabkan oleh makanan yang banyak mengandung kuman-kuman penyakit sehingga menyebabkan karena kadar asam klorida (HCl) terlalu tinggi dan terjadi peradangan pada dinding lambung.
7.    Tukak lambung
Tukak lambung merupakan gangguan pencernaan dimana selaput lendir pada lambung mengalami kerusakan karena terlalu banyak mengeluarkan asam lambung. Tukak lambung disebabkan oleh kuman maupun oleh rasa cemas yang berlebih, ketakutan maupun stres.
8.    Hepatitis
Hepatitis merupakan gangguan pencernaan akibat infeksi virus pada hati.Virus tersebut masuk ke dalam tubuh melalui makanan maupun air yang dikonsumsi. Selain faktor makanan hepatitis juga disebabkan karena faktor keturunan.
9.    Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan pencernaan dimana terjadi peradangan pada umbai cacing atau usus buntu. Apendisitis disebabkan oleh bakteri.
10.              Hemaroid (wasir)
Wasir atau sembelit merupakan gangguan pencernaan dimana pembuluh vena mengalami pembengkakan di sekitar anus. Sembelit seringkali dialami oleh ibu hamil maupun oarang yang terlalu banyak duduk.
11. Radang usus buntu
Radang usus buntu merupakan gangguan pencernaan karena usus buntu mengalami infeksi oleh bakteri. Radang usus buntu terjadi karena tersumbatnya lubang antara usus buntu dan usus besar oleh lendir maupun oleh biji cabe.




Sunday, 8 March 2015

PERNAFASAN

PERNAFASAN
Pernafasan atau respirasi proses pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh organism. Fungsi pernapasan atau respirasi adalah untuk mensuplai oksigen ke dalam sel-sel jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida (CO2) sebagai hasil respirasi tersebut dan dihasilkan energi.
Pernafasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sisa respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sistem pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melembabkan udara yang masuk, juga melindungi organ lembut. penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi.
Respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen, pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Sistem respirasi atau sistem pernafasan mencakup semua proses pertukaran gas yang terjadi antara atmosfir melalui rongga hidung, faring, laring, trakea, bronkus, paru-paru, alveolus, sel-sel melalui dinding kapiler darah.

Saluran Pernafasan
Secara fungsional (faal), saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.    Zona Konduksi
Zona Konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan, serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea, bronkus, serta bronkioli terminalis.
a.    Hidung
Struktur berongga yang disebut dengan rongga hidung (cavum nasalis). Memiliki rambut pendek dan tebal untuk menyaring udara dan menangkap kotoran yang masuk bersama udara. Rongga hidung terdiri atas vestibulum dan fosa nasalis. Pada vestibulum di sekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel di dalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Pada fosa nasalis (cavum nasi) yang dibagi dua oleh septumnasi pada garis medial, terdapat konka (superior, media, inferior) pada masing-masing dinding lateralnya. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkan konka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsi membaui. Epitel olfaktorius tersebut terdiri atas sel penyokong/sel sustentakuler, sel olfaktorius (neuron bipolar dengan dendrit yang melebar di permukaan epitel olfaktorius dan bersilia, berfungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuron olfaktorius otak), sel basal (berbentuk piramid) dan kelenjar Bowman pada lamina propria. Kelenjar Bowman menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel olfaktorius sehingga memudahkan akses neuron untuk membaui zat-zat. Adanya vibrisa, konka dan vaskularisasiyang khas pada rongga hidung membuat setiap udara yang masuk mengalami pembersihan, pelembapan dan penghangatan sebelum masuk lebih jauh.
b.    Faring
Tempat persimpangan antara saluran pernapasan pada bagian depan (anterior) dan saluran pencernaan pada bagian belakang (posterior). Nasofaring dilapisi oleh epitel respirasi pada bagianyang berkontak dengan palatum mole, sedangkan orofaring dilapisi epitel tipe skuamosa.
c.    Bronkus
Bronkus terdiri dari dua bagian yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Mukosa bronkus secarastruktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propria yang mengandung kelenjar serosa ,serat elastin, limfosit dan sel otot polos. Tulang rawan pada bronkus lebih tidak teratur dibandingkan pada trakea; pada bagian bronkus yang lebih besar, cincin tulang rawan mengelilingi seluruh lumen,dan sejalan dengan mengecilnya garis tengah bronkus, cincin tulang rawan digantikan oleh pulau- pulau tulang rawan hialin.
d.   Bronki
Bronki atau bronkioli Struktur bronki primer masih serupa dengan struktur trakea. Akan tetapi mulai bronki sekunder, perubahan struktur mulai terjadi. Pada bagian akhir dari bronki, cincin tulang rawan yang utuh berubah menjadi lempengan-lempengan. Pada bronkioli terminalis struktur tulang rawan menghilang dan saluran udara pada daerah ini hanya dilingkari oleh otot polos. Struktur semacam ini menyebabkan bronkioli lebih rentan terhadap penyimpatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Bronkioli mempunyai silia dan zat mucus sehingga berfungsi sebagai pembersih udara. Bahan-bahan debris di alveoli ditangkap oleh sel makrofag yang terdapat pada alveoli, kemudian dibawa oleh lapisan mukosa dan selanjutnya dibuang.

2. Zona Respiratorik
Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem pernafasan memiliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan yang masuk yang dapat merusak.
Alveolus dikelilingi kapiler-kapiler darah yang dibatasi oleh membran alveoli-kapiler tempat terjadinya pertukaran O2 dan CO2 atau pernapasan eksternal. Alveolus merupakan struktur berongga tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah. Septum interalveolar memisahkandua alveolus yang berdekatan, septum tersebut terdiri atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler,fibroblas, serat elastin, retikulin, matriks dan sel jaringan ikat.Terdapat sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus, fungsinya untukmembentuk sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui gas dengan mudah. Sitoplasmanyamengandung banyak vesikel pinositotik yang berperan dalam penggantian surfaktan (yang dihasilkanoleh sel alveolus tipe 2) dan pembuangan partikel kontaminan kecil. Antara sel alveolus tipe 1dihubungkan oleh desmosom dan taut kedap yang mencegah perembesan cairan dari jaringan keruang udara. Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, keduanya saling melekat melalui tautkedap dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut berada di atas membran basal, berbentuk kuboid dan dapat bermitosis untuk mengganti dirinya sendiri dan sel tipe 1. Sel tipe 2 ini memiliki ciri mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan tegangan alveolus paru.

Fungsi Sistem Pernapasan
Fungsi sistem pernapasan adalah :
1. Pertukaran gas antara atmosfer dan darah.
2. Regulasi homeostasis pH tubuh.
3. Proteksi dari patogen & iritan yang terhirup.
4. Membantu proses vokalisasi
5. Ekskresi air dan panas tubuh.
6. Membantu meningkatkan aliran balik vena (sebagai pompa).
7. Mengeluarkan, memodifikasi, aktivasi/inaktivasi bahan/materi yang melalui peredaran darah paru.





PROBIOTIK

PROBIOTIK
Probiotik merupakan merupakan bakteri & fungi yang mampu memberikan efek yang menguntungkan kesehatan hostnya apabila dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal pada saat masuk dalam saluran pencernaan. Probiotik umumnya dari golongan bakteri asam laktat (BAL), khususnya genus Lactobacillus dan Bifidobacterium. Probiotk dapat diisolasi untuk mendapatkan biakan murni yang bisa dikembangkan  secara masal dalam lingkungan tertentu.
Rahayu (2008) mengungkapkan bahwa mekanisme fungsi probiotik melalui tiga cara yaitu : (1) fungsi protektif, yaitu kemampuannya untuk menghambat patogen dalam saluran pencernaan. Terbentuknya kolonisasi probiotik dalam saluran pencernaan, mengakibatkan kompetisi nutrisi dan lokasi adhesi (penempelan) antara probiotik dan bakteri lain, khususnya patogen. Pertumbuhan probiotik juga akan menghasilkan berbagai komponen anti bakteri (asam organik, hidrogen peroksida dan bakteriosin yang mampu menekan pertumbuhan patogen) (2) fungsi sistem imun tubuh, yaitu dengan peningkatan sistem imun tubuh melalui kemampuan probiotik untuk menginduksi pembentukan IgA, aktivasi makrofag, modulasi profil sitokin, serta menginduksi hyporesponsiveness terhadap antigen yang berasal dari pangan (3) fungsi metabolit probiotik yaitu metabolit yang dihasilkan oleh probiotik, termasuk kemampuan probiotik mendegradasi laktosa di dalam produk susu terfermentasi sehingga dapat dimanfaatkan oleh penderita lactose intolerance.
            Sedangkan menurut Widyastuti (2011), mekanisme probiotik hingga dapat meningkatkan kesehatan tubuh dianataranya adalah : (1) produksi senyawa antimikroba (khususnya patogen) seperti asam laktat, asam asetat, karbondioksida, H2O2, bakteriosin, reuterin dan senyawa penghambat pertumbuhan bakteri patogen lainnya (2) unggul dalam kompetisi penyerapan nutrien dan sisi penempelan pada sel epitel usus (3) menstimulasi sistem imunitas dan mampu mengubah aktivitas metabolisme mikroba dalam saluran pencernaan. maka bakteri asam laktat sering digunakan sebagai probiotik komersial

Bakteri probitik
Bakteri asam laktat (BAL) terutama dari kelompok Bifidobacteria dan beberapa spesies laktobasili telah diketahui sebagai bakteri probiotik karena berperan penting dalam menjaga fungsi imun. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sabagai probiotik, diantaranya memiliki aktivitas antimikroba dan antikarsinogenik, mampu berkoloni dalam saluran pencernaan serta mampu  meningkatkan penyerapan usus. Lactobacillus dan Bifidobacterium terbukti bahwa merupakan probiotik yang tahan terhadap asam lambung, cairan empedu, mampu menempel pada dinding saluran cerna sehingga melindungi mukosa saluran cerna dan mampu menghasilkan zat yang berpotensi sebagai antimikroba, berkompetisi dengan mikroorganisme pathogen dalam hal nutrisi dan mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh yaitu respon sel-sel fagosit.
Beberapa jenis bakteri probiotik yang sering digunakan dalam industri makanan seperti : Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus johnsonii, Lactobacillus rhamnosus, Lactobacillus thermophilus, Lactobacillus reuteri, Lactobacillus delbrueckii, Bifidobacterium bifidum, Bifidobacterium longum, Bifidobacterium brevis, Bifidobacterium infantis, Bifidobacterium animalis (Granato et al., 2010), Enterococcus faecalis, Enterococcus faecium, Sporolactobacillus inulinus (Holzapfel dan Schillinger, 2002).
Kriteria pemilihan bakteri probiotik harus sesuai dng karakteristik dr galur probiotik, diataranya yaitu (1) merupakan mikroflora normal di dalam usus, dapat bertahan hidup, berkembangbiak dan bermetabolisme di dalam usus (2) bersifat antagonis terhadap bakteri patogen dan karsinogenik serta tidak beracun dan bukan patogen (3) dapat tumbuh dalam usus manusia, yaitu dengan menempel terlebih dahulu pada sel epitel manusia dan mengkolonisasi pada sisi penempelan (4) mampu menghadapi rintangan enzim di air liur, suasana asam dalam lambung dan asam empedu.
Menurut Ramadanil (1994), enzim yang dihasilkan mikroorganisme mempunyai kelebihan untuk dikembangkan, karena: (1) Mikroorganisme tumbuh sangat cepat dan mudah dikembangkan sehingga dapat digunakan dalam skala industri. (2) Substrat tumbuh mikroorganisme relatif tidak mahal, umumnya terdiri atas limbah industri pertanian. (3) Enzim yang dihasilkan mikroorganisme dapat diproduksi dalam jumlah yang tidak terbatas.
Prebiotik
Prebiotik didefinisikan sebagai ingredien yang tidak dapat dicerna yang menghasilkan pengaruh menguntungkan dengan cara menstimulir secara selektif pertumbuhan satu atau lebih sejumlah mikroorganisme terbatas pada saluran pencernaan. Ingredien tersebut berupa karbohidrat yang memiliki rantai pendek dan monosakarida yang disebut oligosakarida. Suatu ingredian dapat diklasifikasikan sebagai prebiotik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut yaitu (1) tidak terhidrolisis atau terserap pada saluran pencernaan bagian atas (2) secara selektif dapat menstimulir pertumbuhan bakteri yang menguntungkan pada kolon dan dapat menekan pertumbuhan bakteri pathogen sehingga secara sistematis dapat meningkatkan kesehatan (Gibson dan Roberfroid, 2008 )





Saturday, 7 March 2015

ANTIBIOTIK

ANTIBIOTIK
A.    Definisi Antibiotik
Antibiotika adalah zat-zat kimia oleh yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan ataumenghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini, yang dibuat secara semi-sintesis, juga termasuk kelompok ini, begitu pula senyawa sintesis dengan khasiat antibakteri (Tjay & Rahardja, 2007).
Antibiotik adalah zat biokimia yang diproduksi oleh mikroorganisme, yang dalam jumlah kecik dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain (Harmita dan Radji, 2008).

B.     Klasifikasi Antibiotik
Antibiotik diklasifikasikan berdasarkan dan mekanisme kerjanya adalah sebagai berikut:
1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel bakteri, termasuk golongan β-laktam misalnya, penisilin, sefalosporin, dan carbapenem dan bahan lainnya seperti cycloserine, vankomisin, dan bacitracin.
2. Antibiotik yang bekerja langsung pada membran sel mikroorganisme, meningkatkan permeabilitas dan menyebabkan kebocoran senyawa intraseluler, termasuk deterjen seperti polimiksin, anti jamur poliena misalnya, nistatin dan amfoterisin B yang mengikat sterol dinding sel dan daptomycin lipopeptide.
3. Antibiotik yang mengganggu fungsi subunit ribosom 30S atau 50S untuk menghambat sintesis protein secara reversibel, yang pada umumnya merupakan bakteriostatik misalnya, kloramfenikol, tetrasiklin,eritromisin, klindamisin, streptogramin dan linezolid.
4. Antibiotik berikatan pada subunit ribosom 30S dan mengganggu sintesis protein yang pada umumnya adalah bakterisida, misalnya aminoglikosida.
5. Antibiotik yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat bakteri, seperti rifamycin misalnya, rifampisin dan rifabutin yang menghambat enzim RNA polimerase dan kuinolon yang menghambat enzim topoisomerase.
6. Antimetabolit, seperti trimetoprim dan sulfonamid, yang menahan enzim - enzim penting dari metabolisme folat (Goodman Gillman).
Menurut Stephens (2011), walaupun terdapat hampir 100 antibiotik namun mayoritasnya terdiri dari beberapa golongan. Golongan-golongan tersebut adalah :
1.    Golongan penisilin.
Penisilin merupakan antara antibiotik yang paling efektif dan paling kurang toksik. Penisilin mengganggu reaksi transpeptidasi sintesis dinding sel bakteri.
2. Golongan sefalosporin.
Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin beta laktam. Secara umum aktif terhadap kuman gram positif dan gram negatif, tetapi spektrum anti kuman dari masing-masing antibiotik sangat beragam,
3. Golongan tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan antibiotik spektrum luas yang bersifat bakteriostatik yang menghambat sintesis protein. Golongan ini aktif terhadap banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Tetrasiklin merupakan obat pilihan bagi infeksi Mycoplasma pneumonia, chlamydiae dan rickettsiae. Tetrasiklin diabsorpsi di usus halus dan berikatan dengan serum protein. Tetrasiklin didistribusi ke jaringan dan cairan tubuh yang kemudian diekskresi melalui urin dan empedu (Katzung, 2007).
4. Golongan aminoglikosida
Aminoglikosida termasuk streptomisin, neomisin, kanamisin dan gentamisin. Golongan ini digunakan untuk bakteri gram negatif enterik. Aminoglikosida merupakan penghambat sintesis protein yang ireversibel (Katzung, 2007).
5. Golongan makrolida
Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman, sehingga merupakan alternatif untuk pasien-pasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Antara obat dalam golongan ini adalah eritromisin. Eritromisin efektif terhadap bakteri gram positif (Katzung, 2007).
6. Golongan sulfonamida dan trimetropim
Sulfonamida menghambat bakteri gram positif dan gram negatif. Trimetropim menghambat asam dihidrofolik reduktase bakteri. Kombinasi sulfamektoksazol dan trimetoprim untuk infeksi saluran kencing, salmonelosis dan prostatitis (Katzung, 2007). 7. Golongan flurokuinolon
Flurokuinolon merupakan golongan antibiotik yang terbaru. Antibiotik yang termasuk dalam golongan ini adalah ciprofloksasin (emedicineheath, 2011).

C.    Prinsip-prinsip Penggunaan Antibiotik
Prinsip-prinsip penggunaan antibiotik yang perlu diperhatikan, menurut Southwick, 2007 :
a. penegakan diagnosis infeksi perlu dibedakan antara infeksi bakterial dan infeksi viral. b. dalam setiap kasus infeksi berat, jika memungkinkan lakukan pengambilan spesimen untuk diperiksa di laboratorium.
c. selama menunggu hasil kultur, terapi antibiotik empiris dapat diberikan kepada pasien yang sakit berat.
d. pertimbangkan penggunaan antibiotik dalam terapi kasus gastroenteritis atau infeksi kulit, karena kedua jenis infeksi tersebut jarang memerlukan antibiotik.
e. pemilihan antibiotik harus mempertimbangkan dosis dan cara pemberian obat.
f. nilai keberhasilan terapi secara klinis atau secara mikrobiologis dengan kultur ulang.
g. kombinasi antibiotik baru diberikan jika:
- terdapat infeksi infeksi campuran.
- pada kasus endokarditis karena Enterococcus dan meningitis karena Cryptococcus.
- untuk mencegah resistensi mikroba terhadap monoterapi.
- jika sumber infeksi belum diketahui dan terapi antibiotik spektrum luas perlu segera diberikan karena pasien sakit berat.
- jika kedua antibiotik yang dipergunakan dapat memberi efek sinergisme.
h. antibiotik dapat digunakan untuk profilaksis (pencegahan infeksi).
i. perhatikan pola bakteri penyebab infeksi nosokomial setempat. Di Indonesia untuk meningkatkan penggunaan antibiotik yang rasional telah dibentuk Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA).

D.    Resistensi
Resistensi antimikrobial merupakan resistensi mikroorganisme terhadap obat antimikroba yang sebelumnya sensitif. Organisme yang resisten (termasuk bakteri, virus, dan beberapa parasit) mampu menahan serangan obat antimikroba, seperti antibiotik, antivirus, dan lainnya, sehingga standar pengobatan menjadi tidak efektif dan infeksi tetap persisten dan mungkin menyebar (Goodman Gillman).
Resistensi antibiotik bisa terjadi karena di dapat atau bawaan. Pada resistensi bawaan, semua spesies bakteri bisa resisten terhadap suatu obat sebelum bakteri kontak dengan obat tersebut. Secara klinis resistensi yang di dapat merupakan hal yang serius, dimana bakteri yang pernah sensitif terhadap suatu obat menjadi resisten. Resistensi silang juga dapat terjadi antara obat-obat antibiotik yang mempunyai kerja yang serupa (Michael, 2006)
Mekanisme resistensi adalah terjadinya perubahan tempat kerja obat pada mikroba, mikroba menurunkan permeabilitas membrane, inaktivasi obat oleh mikroba, mikroba membentuk jalan pintas yang dihambat oleh obat, meningkatkan produksi enzim yang dihambat obat.