Pages

Wednesday, 4 March 2015

HORMON

HORMON
A.    Definisi Hormon
Hormon adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah laku, keseimbangan dan metabolisme. Hormon masuk ke dalam peredaran darah menuju organ target. Jumlah yang dibutuhkan sedikit namun mempunyai kemampuan kerja yang besar dan lama pengaruhnya karena hormon mempengaruhi kerja organ dan sel. Hormon terdiri dari 2 jenis berdasarkan struktur kimiawinya yaitu hormon yang terbuat dari peptida (hormon peptida) dan hormon yang terbuat dari kolesterol (hormon steroid). Perbedaan saraf dan hormon adalah saraf bekerja cepat dan pengaruhnya cepat hilang. Sedangkan hormon bekerja lambat dan pengaruhnya lama.
Hormon merupakan mediator kimia yang mengatur aktivitas sel / organ tertentu. Dahulu sekresi hormonal dikenal dengan cara dimana hormon disintesis dalam suatu jaringan diangkut oleh sistem sirkulasi untuk bekerja pada organ lain disebut sebagai fungsi Endokrin
Kelenjar endokrin adalah organ yang menghasilkan hormon yang tidak memiliki duktus/pembuluh/saluran (duct), sehingga hormon yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah, seperti kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, oavarium, testis dan pankreas.
Kelenjar Eksokrin adalah organ yang tersusun dari sel epitel, mampu menskresikan senyawa kimia keluar membran sel (lumen/permukaan tubuh/rongga tubuh) melalui saluran (duct), seperti kelenjar keringat, kelenjar mamae dan seluruh orga yang bermuara ke saluran pencernaan (hati, pancreas, kelenjar saliva, kelenjar lambung dan usus)

B.     Sifat-Sifat Hormon
Hormon memiliki beberapa sifat diantaranya adalah sebagai berikut:
1.   Bekerja secara spesifik pada organ, bagian tubuh tertentu atau aktivitas tertentu
2.   Dihasilkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit
3.   Bekerja lambat, pengaruh hormon tidak spontan
4.   Hormon tidak dihasilkan setiap waktu, tetapi diproduksi hanya apabila dibutuhkan

C.    Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel .
I. Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya:
1.Golongan Steroid
Merupakan turunan dari kolestrol dan disekresi oleh korteks adrenal vertebrata dan pada mamalia juga oleh plasenta
2.Golongan eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3.Golongan derivat asam amino dengan molekul yang kecil
Merupakan derivat asam amino tirosin, yang disekresikan oleh kelenjar tiroid dan medulla kelenjar adrenal (catecholamines), seperti : thyroid dan katekolamin
4.Golongan Polipeptida/Protein
Merupakan kelompok terbesar dan diarahkan oleh  mRNA pada endoplasmic reticulum, sebgaian besar dibentuk sebagai prohormon. Peptida yang berasal dari preprohormon menghasilkan prohormon, kemudian peptida itu selajutnya dipecah di aparatus golgi membentuk hormon. Peptida/protein ini disekresikan oleh sebagian besar kelenjar endokrin, seperti : insulin,glukagon,GH dan TSH
II. Klasifikasi hormon berdasarkan berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1. Lipofilik, yaitu kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2. Hidrofilik, yaitu kelompok hormon yang dapat larut dalam air
III. Klasifikasi hormon berdasarkan berdasarkan lokasi reseptor hormon
1.Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor intraseluler
2.Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
IV. Klasifikasi hormon berdasarkan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel, yaitu kelompok hormon yang menggunakan kelompok second messenger senyawa cAMP,cGMP,Ca2+, fosfoinositol, lintasan kinase sebagai mediator intraseluler

D.    Mekanisme Kerja Hormon
Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting, yaitu hormon peptida dari protein, hormon steroid dari kolesterol dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino. Hormon-hormon tersebut bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur dalam berbagai kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormon sudah berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada sel-sel target, maka komunikasi intraseluler dimulai.

Reseptor Hormon
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik .Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular. Interaksi permukaan hormon reseptor memberikan sinyal pembentukan dari "mesenger kedua" . Interaksi hormon-reseptor ini menimbulkan pengaruh pada ekspresi gen
Interaksi Hormon-Reseptor
Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi mereka dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel kemudian berikatan dengan reseptor. Hormon steroid tampaknya mempenetrasi membrana plasma sel secara bebas dan berikatan dengan reseptor sitoplasmik. Pada beberapa kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi inti sel (kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan reseptor inti-setempat. Kasus pada hormon tiroid tidak jelas. Bukti-bukti mendukung pendapat bahwa hormon-hormon ini memasuki sel melalui mekanisme transpor; masih belum jelas bagaimana mereka mempenetrasi membrana inti.
Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya. Ikatan ini disebabkan tiga jenis kekuatan. Pertama, terdapat pengaruh hidrofobik pada hormon dan reseptor berinteraksi satu sama lain dengan pilihan air. Kedua, gugusan bermuatan komplementer pada hormon dan reseptor mempermudah interaksi. Pengaruh ini penting untuk mencocokkan hormon ke dalam reseptor. Dan ketiga, daya van der Waals, yang sangat tergantung pada jarak, dapat menyumbang efek daya tarik terhadap ikatan.
Pengikatan Hormon Non-Reseptor
Reseptor bukan merupakan satu-satunya protein yang mengikat hormon, banyak protein lain juga mengikatnya. Dalam hal ini termasuk protein pengikat plasma dan molekul seperti alat transpor lainnya yang lazim ditemukan dalam jaringan perifer, enzim yang terlibat dalam metabolisme atau sintesis dari steroid, dan protein lain yang belum diidentifikasi hingga sekarang. Protein ini dapat mengikat hormon seketat atau tebih ketat ketimbang reseptor; namun, mereka berbeda dari reseptor di mana mereka tidak mentransmisikan informasi dari pengikatan ke dalam peristiwa pascareseptor.


No comments:

Post a Comment

Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar.