PROTEIN
A.
Definisi
Protein
Nama
“Protein” berasal dari bahasa Yunani (Greek).”Primary, holding first place”
yang berarti menduduki tempat yang terutama. Protein terbentuk dari unsur-unsur
organik yang hampir sama dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur
karbon, hidrogen dan oksigen akan tetapi ditambah unsur lain yaitu nitrogen.
Beberapa protein mengandung unsur mineral yaitu fosfor, sulfur dan zat besi.
Protein
merupakan komponen utama dari semua sel tubuh. Molekul protein lebih kompleks
dari molekul karbohidrat dan molekul lemak. Setiap protein mengandung unsure-unsur
C, H, O dan N. Kebanyakan protein mengandung unsur S, beberapa mengandung unsur
P dan hanya sedikit yang mengandung unsur lain (misalnya Fe dalam hemoglobin).
Protein
adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga
beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat satu
sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen, beberapa asam amino disamping itu
mengandung unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen adalah
unsur utama protein karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi tidak
terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari
berat protein. Molekul protein lebih kompleks dari pada karbohidrat dan lemak
dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
membentuknya (Almatsier. S, 1989).
B.
Struktur
Protein
Molekul
protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia yaitu asam amino. Dalam molekul
protein, asam-asam amino ini saling berhubung-hubungan dengan suatu ikatan yang
disebut ikatan peptida (CONH). Satu molekul protein dapat terdiri dari 12
sampai 18 macam asam amino dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino
(Suhardjo dan Clara, 1992).
Asam
amino adalah s senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH)
dan amina (-NH2). Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit :
keduanya terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut atom C
"alfa" atau α). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina
memberikan sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik,
yaitu cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan
asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion.
Asam
amino termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu
fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein. Berdasarkan
strukturnya, protein digolongkan atas tiga golongan yaitu:
1.
Struktur primer
Struktur
primer adalah struktur dasar dari protein. Susunan linier asam amino dalam
protein yang merupakan suatu rangkaian unik dari asam amino yang menentukan
sifat dasar dari berbagai protein, dan secara umum menentukan bentuk struktur
sekunder dan tersier (Martoharsono, 1998).
2.
Struktur sekunder
Struktur sekunder
adalah rantai polipeptida yang berlipat-lipat dan merupakan bentuk tiga dimensi
dengan cabang-cabang rantai polipeptidanya tersusun saling berdekatan. Protein
terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen antar asam amino dalam rantai sehingga
strukturnya tidak lurus, melainkan bentuk zig zag dengan gugus R mencuat keatas
dan kebawah. Contoh struktur ini adalah bentuk α-heliks pada wol, serta bentuk
heliks pada kolagen (Martoharsono, 1998). Skema α-heliks dapat dilihat pada gambar
1.
Gambar
1. Skema α-heliks
3.
Struktur tersier
Struktur
tersier adalah susunan dari struktur sekunder yang satu dengan struktur
sekunder yang lain. Biasanya bentuk-bentuk sekunder ini dihubungkan oleh ikatan
hidrogen, ikatan garam, ikatan hidrofobik, dan ikatan disulfida. Ikatan
disulfida merupakan ikatan yang terkuat dalam mempertahankan struktur tersier
protein (Gaman, 1992). Ikatan-ikatan yang mempertahankan struktur sekunder dan
tersier protein dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar
2. Ikatan-ikatan yang mempertahankan struktur sekunder dan struktur tersier
protein
4.
Struktur kuartener
Struktur
primer, sekunder, dan tersier umumnya hanya melibatkan satu rantai polipeptida,
tetapi bila struktur ini melibatkan beberapa polipeptida dalam membentuk suatu
protein, maka disebut dengan struktur kuartener (Martoharsono, 1998). Tingkatan
struktur protein dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar
3. Tingkatan struktur protein
C.
Fungsi
dan Peranan Protein
Protein
memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut
antara lain:
1.
Katalisis enzimatik
Hampir
semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh enzim dan hampir semua
enzim adalah protein.
2.
Transportasi dan penyimpanan
Berbagai
molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Misalnya
transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi
oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
3.
Koordinasi gerak
Kontraksi
otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Contoh lainnya adalah
pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela.
4.
Penunjang mekanis
Ketegangan
kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa.
5.
Proteksi imun
Antibodi
merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta berkombinasi
dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari organisme lain.
6.
Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Respon
sel saraf terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor.
Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitif terhadap cahaya ditemukan pada sel
batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.
7.
Pengaturan pertumbuhan dan diferensiasi
Pada
organisme tingkat tinggi, pertumbuhan dan diferensiasi diatur oleh protein
faktor pertumbuhan. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan
jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H. 2008)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar.